Iran Hujani Israel dengan 200 Rudal, Tel Aviv Diguncang: 3 Tewas, 170 Terluka

Info Sukadana – Tel Aviv menjadi target dalam serangan balasan yang dilakukan Iran pada Jumat malam (14/6), dalam operasi yang mereka namakan Operation True Promise 3. Ketegangan antara Iran dan Israel semakin memuncak setelah kedua negara saling meluncurkan serangan udara dan rudal. Dalam serangan ini, Iran menargetkan ibu kota Israel dengan sekitar 200 rudal balistik.
Serangan ini merupakan respons atas gempuran Israel sehari sebelumnya, yang menghantam lebih dari 150 fasilitas militer dan nuklir di Iran. Serangan Israel menyebabkan 60 orang tewas, termasuk 20 anak-anak, dan melukai puluhan lainnya di berbagai wilayah Teheran.
Baca Juga : Wamen Ossy Paparkan Peran Strategis Penataan Ruang dalam Infrastruktur di ICI 2025
Di Israel, sirene peringatan berbunyi sepanjang malam. Warga bergegas menuju tempat perlindungan. Serangan rudal Iran mengakibatkan 3 orang tewas dan 170 lainnya terluka. Ledakan besar dan bola api terlihat di langit Tel Aviv, terekam dalam video warga yang tersebar di media sosial.
Rudal Iran diluncurkan dari Teheran dan Kermanshah, dekat perbatasan Irak. Militer Iran menyatakan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan. Jenderal Ahmad Vahidi menegaskan bahwa Iran akan terus menyerang hingga Israel menyesali tindakannya.
Pangkalan Udara Nevatim, salah satu basis militer terbesar Israel, turut menjadi sasaran. Beberapa tentara dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa jika serangan berlanjut, Tel Aviv akan membalas dengan kekuatan penuh. Ia menyebut Teheran bisa “dibakar” jika rudal Iran terus menghujani wilayah Israel.
PBB Desak Gencatan Senjata
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan penghentian segera atas serangan balasan kedua negara. Melalui akun X, ia menyatakan, “Sudah cukup eskalasi. Perdamaian dan diplomasi harus menang.”
Wakil Sekjen PBB, Rosemary DiCarlo, juga mengingatkan tentang risiko konflik regional yang lebih luas. Ia mendesak semua pihak menahan diri dan mematuhi hukum internasional.
Sejumlah negara di Timur Tengah telah menutup wilayah udaranya dan menempatkan pasukan dalam siaga tinggi, mengantisipasi dampak lanjutan dari konflik ini.