Iran Ultimatum AS: Jangan Campuri Konflik dengan Israel, Ancaman Serangan Tel Aviv Meningkat

Info Sukadana. Teheran — Iran memberikan ultimatum tegas kepada Amerika Serikat untuk tidak ikut campur dalam konflik yang tengah memanas dengan Israel. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, memperingatkan bahwa campur tangan AS hanya akan memperpanjang konflik dan memicu perang besar di kawasan Timur Tengah.
“Setiap intervensi AS akan menjadi alasan perang habis-habisan di wilayah ini,” tegas Baghaei, dikutip Al Jazeera pada Selasa (18/6).
Iran juga mendesak negara-negara Arab yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS untuk tidak mengizinkan wilayah mereka digunakan menyerang negara Muslim lain. Iran menilai, Israel berusaha menyeret pihak lain untuk memperluas konflik.
Baca Juga : Mengenang Hendrikus Adam, Aktivis Gigih yang Suarakan Hak Peladang dan Hutan Kalbar
Ketegangan meningkat setelah AS mengerahkan pesawat tempur dan mengirim kapal induk USS Nimitz ke kawasan konflik. Presiden AS Donald Trump bahkan melontarkan pernyataan provokatif bahwa pihaknya “dapat dengan mudah membunuh” Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Trump mengklaim tahu lokasi persembunyian Khamenei, namun menyebut belum akan menyerang saat ini.
Sebagai respons, Iran kembali mengancam Tel Aviv. Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengklaim rudal hipersonik Fattah-1 telah menghantam pusat penampungan di Israel pada Selasa malam (18/6). Di sisi lain, militer Israel mengklaim telah menyerang lokasi pembuatan senjata di Teheran dalam upaya membendung program nuklir Iran.
Pemerintah RI Belum Evakuasi WNI di Iran dan Israel
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan belum akan mengevakuasi 580 WNI di Iran dan Israel. Sebanyak 386 WNI berada di Iran, sebagian besar pelajar di Kota Qom. Sementara 194 WNI lainnya berada di Israel bagian selatan, khususnya di Kota Arafat sebagai peserta magang.
Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, memastikan tidak ada korban WNI sejauh ini. Namun, beberapa sempat terdampar akibat penutupan ruang udara. Contohnya, 42 WNI peziarah di Yerusalem telah dipulangkan melalui Jordania, serta dua WNI di Kota Qom yang dievakuasi ke Pakistan.
“Kami sudah siapkan rencana kontingensi jika situasi meningkat menjadi siaga satu,” ujar Judha.
Kemenlu juga telah menggelar town hall meeting virtual dengan WNI di Iran dan mengimbau mereka untuk tetap waspada, membatasi aktivitas di luar rumah, serta memantau informasi dari KBRI Teheran dan Amman.
Imbauan Perjalanan dan Transportasi Udara
Pemerintah RI mengimbau agar WNI menunda perjalanan ke Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman karena perwakilan RI telah menetapkan status siaga di wilayah-wilayah tersebut. Bagi WNI yang akan transit di Timur Tengah, disarankan untuk selalu memeriksa informasi terbaru dari maskapai terkait potensi gangguan penerbangan.
Duta Besar RI untuk Iran, Rolliansyah Soemirat, menegaskan bahwa KBRI Teheran terus memantau kondisi WNI dan menjalin koordinasi intensif dengan Kemenlu.